PRINSIP-PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN
PENGERTIAN PETA
Di jaman yang semakin maju ini
peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan
diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan, pertanian, perkebunan, industri
dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah,
politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang
sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi kebutuhan hampir setiap
lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan suatu
wilayah dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah
alat peraga (Sandy, 1986), karena melalui peta seseorang akan dapat
menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut dapat berupa gambaran
tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu
tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran iklim, dan lain-lain
yang terutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).
Peta adalah gambaran konvensional
dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala dan digambar di
atas bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan
tulisan sebagai identitas.
Untuk mempelajari seluk beluk
penggambaran permukaan bumi atau peta diperlukan pengetahuan khusus yang
mempelajari tentang peta yang dinamakan Kartografi
KLASIFIKASI PETA
1. Berdasarkan skala
- Peta kadaster, berskla 1 : 100 – 1 :
5.000
- Peta skala besar, berskala 1 : >5.000
- 1 : 250.000
- Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 - 1 :
500.00
- Peta skala kecil, beskala 1 : > 500.000
- 1 : 1.000.000
- Peta geografi, berskla 1 : > 1.000.000
2. Berdasarkan Isinya
- Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang
ada dalam suatu daerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta
chorografi, peta dunia
- Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan
kenampakan tertentu saja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta
kepadatan penduduk, peta geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta
kontur dll
3. Berdasarkan bentuk
- Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto
udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.
- Peta garis
: peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik,
garis, dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.
KOMPONEN-KOMPONEN PETA
a.
Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe
peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar.
Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
b.
Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah mata
angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan di sudut kanan atas
atau tempat lain yang kosong
c.
Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan
perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan
bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1)
Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka.
Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2)
Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat
garis linier dengan membuat perbandingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0
1
2
3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku
sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya
menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
- d. Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang
penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol yang
terdapat pada peta.
- e. Garis koordinat
astronomi
Garis ini diperlukan untuk
mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur dan
garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat,
berapa menit dan berpa detik.
- f. Lattering/tata
tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka.
Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf
tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
- g. Sumber dan Tahun
pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama
untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting mengingat ada
tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah
baik medan yang alami maupun medan buatan
- h. Inset
Inset adalah peta kecil yang
berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan
memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
- i. Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat
peta. Biasanya dibuat rangkap dua
- j. Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta
yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna adalah sebagai berikut :
1)
membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2)
memberikan kualitas dan kuantitas peta
3)
keindahan ( estetika)
- k. simbol
Simbol adalah tanda atau lambang
yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta. Mengingat
pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai
berikut.
Peta dianggap baik dan benar (Sandy
,1986:1-2) setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:ü peta tidak
boleh ‘membingungkan’ü mudah dipahami atau dimengerti, sehingga tidak
boleh serumit kenampakan aslinyaü menggambarkan cukup teliti sesuai
temanyaü indah dipandangAgar peta tidak membingungkan bagi para pengguna,
maka peta harus dilengkapi dengan: legenda/keterangan, skala peta, judul peta,
inset peta.Agar peta mudah dimengerti/ditanggkap maknanya oleh pengguna
peta, maka peta harus menggunakan: tata warna, simbol, proyeksi peta.
Sedangkan dalam aspek ketelitian peta sangat terkait dengan tujuan peta dan
jenis peta serta skala peta yang akan dibuat.
Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta
Fungsi:
- Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu
tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
- Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas
daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).
- Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung,
lembah, dll).
- Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah
dan menyajikan di atas peta, melalui media simbol.
Tujuan pembuatan peta
- Untuk komunikasi informasi ruang
- Untuk menyimpan informasi
- Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi,
perencanaan, media pembelajaran.
- Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata
ruang wilayah, jalan, dll.
- Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume,
evaluasi lahan, dll.
a.
Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe
peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas peta dengan huruf besar.
Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
- b. Orientasi/arah
Biasanya merupakan gambar arah mata
angin dengan arah utara sebagai pedoman sehingga tidak mengganggu
informasi yang ada di dalam peta.
- c. Skala
Skala adalah perbandingan antara
jarak yang terdapat pada peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi.
Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1)
Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka.
Misalnya skala peta 1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2)
Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan
membuat garis linier dengan membuat perbendingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0
1
2
3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku
sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya
menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
- d. Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang
penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat
pada peta.
- e. Garis koordinat
astronomi
Garis ini diperlukan untuk
mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur dan
garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat,
berapa menit dan berpa detik.
- f. Lattering/tata
tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka.
Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf
tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
- g. Sumber dan Tahun
pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama
untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting mengingat ada
tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah
baik medan yang alami maupun medan buatan
- h. Inset
Inset adalah peta kecil yang
berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan
memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
- i. Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat
peta. Biasanya dibuat rangkap dua
- j. Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta
yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna adalah sebagai berikut :
1)
membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2)
memberikan kualitas dan kuantitas peta
3)
keindahan ( estetika)
- k. simbol
Simbol adalah tanda atau lambang
yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta. Mengingat
pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai
berikut.
Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja)
adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh
sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau
pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat
dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain.
Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit
cuaca, memonitor janin
dengan ultrasonik
dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari
orbit. Inderaja berasal dari bahasa
Inggris remote sensing, bahasa
Perancis télédétection, bahasa
Jerman fernerkundung, bahasa
Portugis sensoriamento remota, bahasa
Spanyol percepcion remote dan bahasa
Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh
mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar
angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau
fotogrametri.
Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi
sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan
penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya
lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
Komponen-Komponen
Penginderaan Jauh
Komponen Penginderaan Jauh
Sumber
Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja
terdiri atas :
- Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar
matahari
- Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga
buatan seperti gelombang mikro
Jumlah tenaga yang diterima oleh
obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
- Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh
objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat
posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah
warna obyek tersebut.
- Bentuk permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi
halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar
matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap.
Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.
- Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan
mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan.
Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak
begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas
berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium.
Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap,
memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela
Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai
bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang
mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber
tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
Interaksi
antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer
Interaksi
antara tenaga dan objek
Interaksi antara tenaga dan obyek
dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek
memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga
ke sensor.
- Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat
cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat
gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju
mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan
puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
- Sensor
Merupakan alat pemantau yang
dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan
menjadi dua :
- Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses
kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat
menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan
citra satelit (foto satelit)
- Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk
sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian
dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan
komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
- Wahana
Adalah kendaraan/media yang
digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan
ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok:
- Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian
peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
- Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian
peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
- Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900
km diluar atmosfer bumi.
Perolehan
Data
Data yang diperoleh dari inderaja
ada 2 jenis :
- Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi
citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat
bantu bernama stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam
bentuk tiga dimensi.
- Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan
software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.
Pengguna
Data
Pengguna data merupakan komponen
akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang
memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak
ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya
adalah:
- Bidang militer
- Bidang kependudukan
- Bidang pemetaan
- Bidang meteorologi dan klimatologi
Teknik
pengumpulan data
Data dapat dikumpulkan dengan
berbagai macam peralatan tergantung kepada objek atau fenomena yang sedang
diamati. Umumnya teknik-teknik penginderaan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek yang diamati
dalam frekuensi tertentu seperti inframerah,
cahaya tampak, gelombang mikro, dsb. Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang
diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan atau
memantulkan radiasi dalam panjang gelombang
dan intensitas yang berbeda-beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain
yaitu melalui gelombang suara, gravitasi atau medan magnet.
Keunggulan,
Keterbatasan dan Kelemahan Penginderaan Jauh
Keunggulan
Inderaja
Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari
jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap
bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain :
- Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di
permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di
permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat
permanen.
- Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran
tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut
stereoskop.
- Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan
dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
- Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah
yang sulit dijelajahi secara terestrial.
- Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah
bencana.
- Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Keterbatasan
Inderaja
Berupa ketersediaan citra SLAR yang
belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada juga belum
banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping itu jugaharganya yang relative mahal dari
pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).
Kelemahan
Inderaja
Walaupun mempunyai banyak kelebihan,
penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut
- Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
- Peralatan yang digunakan mahal;
- Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra
nonfoto.
Manfaat
Penginderaan Jauh
- Pengamatan sifat fisis air laut.
- Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
- Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan
lain-lain.
- Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi
sungai.
- Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
- Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
Bidang
geologi
- Menentukan struktur geologi dan macamnya.
- Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan
pemantauan debu vulkanik.
- Pemantauan distribusi sumber daya alam.
- Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
- Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
- Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan
pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).
Bidang
meteorologi dan klimatologi (NOAA)
- Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah
tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai
siklon.
- Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
- Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
- Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan
tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.
Bidang
oseanografi
- Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar
garam dan arus laut.
- Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi,
frekuensi, arah).
- Mencari distribusi suhu permukaan.
- Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan
sedimentasi
Daftar
Pustaka
- Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007.
Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
- Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar