Minggu, 20 Januari 2013

yulidaria


PRINSIP-PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN

PENGERTIAN PETA
Di jaman yang semakin maju ini  peta menjadi alat bantu yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanahan, pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, politik dan keamanan, dan lain-lain. Terlebih untuk peta-peta tematik yang sifatnya lebih khusus dan spesifik, sudah menjadi kebutuhan hampir setiap lembaga, lebih-lebih yang bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan suatu wilayah dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Pada hakekatnya peta adalah sebuah alat peraga (Sandy, 1986), karena melalui peta seseorang akan dapat menyampaikan sesuatu ide kepada orang lain. Ide tersebut dapat berupa gambaran tentang bentuk-bentuk muka bumi, distribusi penduduk, penggunaan lahan di suatu tempat, kesuburan tanah, kedalaman air laut, penyebaran iklim, dan lain-lain yang terutama berkaitan dengan aspek keruangan (spasial).
Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala dan digambar di atas bidang datar sebagai kenampakan jika dilihat dari atas dan ditambah dengan tulisan sebagai identitas.
Untuk mempelajari seluk beluk penggambaran permukaan bumi atau peta diperlukan pengetahuan khusus yang mempelajari tentang peta yang dinamakan Kartografi
KLASIFIKASI PETA
1. Berdasarkan skala
  •  Peta kadaster,  berskla 1 : 100 –  1 : 5.000
  • Peta skala besar,  berskala  1 : >5.000 -  1 :  250.000
  • Peta skala sedang, berskala 1 : >250.000 -  1 : 500.00
  • Peta skala kecil, beskala  1 : > 500.000 -  1 : 1.000.000
  • Peta geografi, berskla  1 : > 1.000.000
2. Berdasarkan Isinya
  • Peta umum : peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah yang dipetakan. Contoh : peta topografi, peta chorografi, peta dunia
  • Peta khusus/ tematik : peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja atau menggambarkan satu aspek saja. Contoh peta kepadatan penduduk, peta geologi, peta navigasi, peta pariwisata, peta kontur dll 
3.  Berdasarkan bentuk
  • Peta foto : yang dihasilkan dari mosaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda.
  • Peta garis : peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan. Misal: peta rupa bumi (topografi), peta tematik.
KOMPONEN-KOMPONEN PETA
 a.      Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas  peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
b.      Orientasi Peta/ Penunjuk Arah
Merupakan gambar penunjuk arah mata angin, pada umumnya peta berorientasi Utara, diletakkan di sudut kanan atas atau tempat lain yang kosong  
c.       Skala
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1)      Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta  1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2)      Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbandingan pada setiap ruasnya.

Contoh
0                1                   2                   3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
  1. d.      Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.
  1. e.       Garis koordinat astronomi
Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.
  1. f.       Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
  1. g.      Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun medan buatan
  1. h.      Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
  1. i.        Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua
  1. j.        Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna  adalah sebagai berikut :
1)      membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2)      memberikan kualitas dan kuantitas peta
3)      keindahan ( estetika)
  1. k.      simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta. Mengingat pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai berikut.
Peta dianggap baik dan benar (Sandy ,1986:1-2) setidaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:ü  peta tidak boleh ‘membingungkan’ü  mudah dipahami atau dimengerti, sehingga tidak boleh serumit kenampakan aslinyaü  menggambarkan cukup teliti sesuai temanyaü  indah dipandangAgar peta tidak membingungkan bagi para pengguna, maka peta harus dilengkapi dengan: legenda/keterangan, skala peta, judul peta, inset peta.Agar peta mudah dimengerti/ditanggkap maknanya  oleh pengguna peta, maka peta harus menggunakan: tata warna, simbol, proyeksi peta.  Sedangkan dalam aspek ketelitian peta sangat terkait dengan tujuan peta dan jenis peta serta skala peta yang akan dibuat.


Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta
Fungsi:
  • Menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain di permukaan bumi).
  • Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).
  • Memperlihatkan bentuk (benua, negara, provinsi, gunung, lembah, dll).
  • Mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan menyajikan di atas peta, melalui media simbol.
Tujuan pembuatan peta
  • Untuk komunikasi informasi ruang
  • Untuk menyimpan informasi
  • Untuk membantu pekerjaan: konstruksi jalan, navigasi, perencanaan, media pembelajaran.
  • Untuk membantu dalam suatu desain, misal: desain tata ruang wilayah, jalan, dll.
  • Untuk analisis data spatial, misal: perhitungan volume, evaluasi lahan, dll.
 a.      Judul Peta
Judul peta mencerminkan isi dan tipe peta. Judul biasanya dicantumkan di bagian atas  peta dengan huruf besar. Fungsi judul adalah menunjukkan daerah yang digambarkan oleh peta tersebut.
  1. b.      Orientasi/arah
Biasanya merupakan gambar arah mata angin  dengan arah utara sebagai pedoman sehingga tidak mengganggu informasi yang ada di dalam peta.
  1. c.       Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak yang terdapat pada peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Secara umum skala dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1)      Skala angka/numerik
Skala yang berupa angka-angka. Misalnya skala peta  1: 200.000, skala peta 1 : 1.000.000 dan sebagainya
2)      Skala Garis/Grafik
Skala yang ditunjukkan dengan membuat garis linier dengan membuat perbendingan pada setiap ruasnya.
Contoh
0                1                   2                   3
3) Skala kalimat/verbal
Skala Yang menggunakan kalimat baku sebagai pentunjuk skala. Jenis skala ini banyak dipakai di Eropa yang biasanya menggunakan satuan inchi dan mil.
Contoh : One Inch to two miles
  1. d.      Legenda/keterangan
Legenda adalah keterangan yang penting yang memberikan keterangan dan penjelasan tentang simbol-simbol yang terdapat pada peta.
  1. e.       Garis koordinat astronomi
Garis ini diperlukan untuk mengetahui letak astronomi suatu tempat. Biasanya terdiri dari garis bujur dan garis lintang yang dituliskan di tepi peta dengan menujukkan berapa derajat, berapa menit dan berpa detik.
  1. f.       Lattering/tata tulis
Adalah tata tulis tulisan dan angka. Secara umum penulisan suatu obyek pada obyek daratan ditulis dengan huruf tegak, sedangkan simbol obyek perairan ditulis dengan huruf miring.
  1. g.      Sumber dan Tahun pembuatan
Sumber peta sangat penting, terutama untuk peta thematik. Sedangkan tahun pembuatan sangat penting mengingat ada tidaknya obyek pada waktu pembuatan sekarang ataua kemudian ahri akan berubah baik medan yang alami maupun medan buatan
  1. h.      Inset
Inset adalah peta kecil yang berfungsi memberikan tekanan atau penjelasan pada peta utama. Sehingga akan memperjelas dan mempertajam informasi peta utama.
  1. i.        Garis tepi
Berfungsi mempermudah dalam membuat peta. Biasanya dibuat rangkap dua
  1. j.        Tata warna
Tata warna sangat penting jika peta yang dibuat adalah peta berwarna. Fungsi warna  adalah sebagai berikut :
1)      membedakan tinggi rendahnya suatu daerah dan kedalaman laut
2)      memberikan kualitas dan kuantitas peta
3)      keindahan ( estetika)
  1. k.      simbol
Simbol adalah tanda atau lambang yang mewakili obyek di permukaan bumi yang terdapa pada peta. Mengingat pentingnya materi ini, maka simbol disajikan pada bagian tersendiri sebagai berikut.








Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca.
Komponen-Komponen Penginderaan Jauh
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/dd/KomponenPJ.jpg/220px-KomponenPJ.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf5/skins/common/images/magnify-clip.png
Komponen Penginderaan Jauh
Sumber Tenaga
Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :
  • Sistem pasif adalah sistem yang menggunakan sinar matahari
  • Sistem aktif adalah sistem yang menggunakan tenaga buatan seperti gelombang mikro
Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
  1. Waktu penyinaran
Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna obyek tersebut.
  1. Bentuk permukaan bumi
Permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas.
  1. Keadaan cuaca
Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
Atmosfer
Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.
Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi. Kondisi cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/2f/Elektroatmosfer.gif
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6b/Magnify-clip.png
Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer
Interaksi antara tenaga dan objek
Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.
  • Objek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contoh: Permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.
  • Sensor
Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
  1. Sensor fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
  2. Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
  • Wahana
Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:
  1. Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
  2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
  3. Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.
Perolehan Data
Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :
  • Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop. Stereoskop dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi.
  • Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.
Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah:
  • Bidang militer
  • Bidang kependudukan
  • Bidang pemetaan
  • Bidang meteorologi dan klimatologi
Teknik pengumpulan data
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai macam peralatan tergantung kepada objek atau fenomena yang sedang diamati. Umumnya teknik-teknik penginderaan jauh memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek yang diamati dalam frekuensi tertentu seperti inframerah, cahaya tampak, gelombang mikro, dsb. Hal ini memungkinkan karena faktanya objek yang diamati (tumbuhan, rumah, permukaan air, udara dll) memancarkan atau memantulkan radiasi dalam panjang gelombang dan intensitas yang berbeda-beda. Metode penginderaan jauh lainnya antara lain yaitu melalui gelombang suara, gravitasi atau medan magnet.
Keunggulan, Keterbatasan dan Kelemahan Penginderaan Jauh
Keunggulan Inderaja
Menurut Sutanto (1994:18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
  • Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.
  • Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.
  • Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
  • Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.
  • Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
  • Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.
Keterbatasan Inderaja
Berupa ketersediaan citra SLAR yang belum sebanyak ketersediaan citra lainnya. Dari citra yang ada juga belum banyak diketahui serta dimanfaatkan (Lillesand dan Kiefer, 1979). Di samping itu jugaharganya yang relative mahal dari pengadaan citra lainnya (Curran, 1985).
Kelemahan Inderaja
Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut
  • Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
  • Peralatan yang digunakan mahal;
  • Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.

Manfaat Penginderaan Jauh
Bidang Kelautan (Seasat, MOS)
  • Pengamatan sifat fisis air laut.
  • Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
  • Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.
Bidang hidrologi (Landsat, SPOT)
  • Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
  • Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
  • Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.
Bidang geologi
  • Menentukan struktur geologi dan macamnya.
  • Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
  • Pemantauan distribusi sumber daya alam.
  • Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
  • Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
  • Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).
Bidang meteorologi dan klimatologi (NOAA)
  • Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
  • Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
  • Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
  • Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.
Bidang oseanografi
  • Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
  • Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
  • Mencari distribusi suhu permukaan.
  • Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi
Daftar Pustaka
  • Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
  • Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar