Senin, 14 Januari 2013

PETA DAN PEMETAAN

Nama: Andika Wisnu K.
Kelas: XII IPS 3



Peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.


Fungsi Peta: 
  1. Mendeskripsikan bentuk dan persebaran berbagai gejala di permukaan bumi
  2. Memperlihatkan jumlah dan persebaran kenampakan sosial
  3. Menunjukkan lokasi relatif
  4. Memperlihatkan keadaan fisik wilayah
Syarat-syarat Peta:
  1. Peta harus conform, artinya bentuk daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sama bentuknya dengan kenyataan di lapangan.
  2. Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar sama luasnya jika dilakukan dengan skala peta.
  3. Peta ekuidistan, artinya jarak-jarak yang digambar di peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di lapangan.
  4. Peta harus rapi dan bersih
  5. Peta tidak boleh membingungkan 
  6. Peta harus mudah dipahami
  7. Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya
Unsur-unsur Peta
1. Judul peta merupakan nama suatu daerah yang digambar. Judul mencerminkan isi dan tipe peta.
2. Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya dipermukaan bumi. Jenis-jenis skala
  • Skala numerik/angka: skala yang berupa angka
  • Skala garis/grafik: skala dalam bentuk garis yang terbagi dalam bagian-bagian sama besar
  • Skala kalimat/verbal: skala yang diucapkan dalam kalimat baku sebagai penunjuk skala
3. Arah Mata Angin/Orientasi/Petunjuk Arah adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur, selatan atau arah daerah yang digambar
4. Simbol Peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:
  • Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional
  • Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak
  • Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu
5. Warna Peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, an untuk keperluan estetika peta
6. Tipe Huruf (Lettering) berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Macam penggunaan letering:
  • Obyek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta
  • Obyek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa
7. Garis Astronomis yang terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah
8. Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta. Macam-macam inset antara lain:
  • Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali
  • Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
  • Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama
9. Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis
10. Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar peta mudah dimengerti oleh pembaca.
11. Sumber dan tahun pembuatan peta merupakan sumber data yang perlu dicantumkan untuk kebenaran peta yang dibuat.
Jenis-jenis Peta
1. Berdasarkan Isi Data yang Disajikan
a. Peta umum, yakni peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik fenomena alam atau budaya. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
  • Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.
  • Peta chorografi yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas
  • Peta dunia yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
b. Peta khusus (Peta tematik) yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.
2. Peta Berdasarkan Sumber Datanya
  • Peta Turunan (Derived Map) yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.
  • Peta Induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan.
3. Peta berdasarkan skala
  • Peta kadaster (sangat besar) adalah peta yang berskala 1:100 - 1:5000
  • Peta besar adalah peta yang berskala 1:5000 - 1: 250.000. Contoh: peta kecamatan
  • Peta sedang adalah peta yang berskala 1:250.000 - 1: 500.000. Contoh: peta kabupaten
  • Peta kecil adalah peta yang berskala 1: 500.000 - 1: 1.000.000. Contoh: peta provinsi/ negara
  • Peta geografis (sangat kecil) adalah peta yang berskala > 1: 1.000.000
4. Peta berdasarkan bentuk
  • Peta datar, atau peta dua dimensi, atau peta biasa, atau peta planimetri
  • Peta timbul atau peta stereometri
  • Peta digital
  • Peta garis, yaitu peta yang menyajikan data alam dan kenampakan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
  • Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda
5. Peta berdasarkan tingkat kedetailan
  • Peta detail, peta yang skalanya > 1:50.000
  • Peta semi detail, peta yang skalanya 1:50.000
  • Peta tinjau, peta yang skalanya 1:250.000
Proyeksi Peta
1. Proyeksi peta menurut jenis bidang proyeksi dibedakan :
  • Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
  • Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.
  • Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal. Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
  • Dapat menggambarkan daerah yang luas.
  • Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
  • Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
  • Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.
2. Menurut Kedudukan Sumbu Simetri
Proyeksi peta menurut kedudukan bidang proyeksi dibedakan :
  • Proyeksi normal, proyeksi yang sumbu bidang proyeksinya berhimpit pada sumbu bumi
  • Proyeksi miring, proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya memotong sumbu bola bumi dan garis equator
  • Proyeksi transversal, proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya berhimpit pada dengan garis equator
3. Menurut Sifat Asli Yang dipertahankan
Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsi dibedakan :
  • Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut
  • Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya panjang jarak
  • Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya luas suatu daerah pada bidang lengkung.

TEKNIK MEMBACA PETA

Prinsipnya: “Menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan menggunakan tehnik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan”.

●  Titik awal: Kita harus tahu titik keberangkatan kita, baik itu dipeta maupun di lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya.

●  Tanda Medan: Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus, aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan. Kenali tanda medan tersebut dengan menginterprestasikan peta.

●  Arah Kompas: Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.

●  Menaksir Jarak: Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat jumlah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu tidak pasti.
10′ x 10′ untuk peta 1:50.000
20′ x 20′ untuk peta 1:100.000
Untuk peta ukuran 20′ x 20′ disebut juga LBD, sehingga pada 20′ pada garis sepanjang khatulistiwa (40.068) merupakan paralel terpanjang.
40.068km: (360° : 20′) = 40.068 km: (360° : 1/3) = 40.068 km: (360° x 3) 40.068km : 1080 = 37,1km
Jadi 20′ pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak: 37,1 km = 3.710.000 cm. Sehingga dipeta: 3.710.000 : 50.000 akan mempunyai jarak: 37,1 km = 3.710.000 : 50.000 = 74,2 cm.
Akibatnya 1 LBD peta 20′ x 20′ skala 1:50.000 di sepanjang khatulistiwa berukuran 74,2 x 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam pemakaiannya.


●  Lembar Peta:
Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka tiap LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10′ x 10′ atau 37,1 x 37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut lembar peta atau sheet, dan diberi huruf A, B, C, D. Jika skala peta tersebut 1:50.000, maka peta itu mempunyai ukuran 50.000 x 37,1 = 1.855.000cm = 18,5km.

●  Penomoran Lembar Peta:
Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106° 48′ 27,79″ BT dipakai sebagai meridian pokok untuk penomoran peta topografi di Indonesia. Jakarta sebagai garis bujur 0.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar