Nama: Padli Ramadhanur Sulaeman
Kelas: XII IPS 3
Kelas: XII IPS 3
PETA
1. UMUM
Banyak sekali definisi tentang peta, tetapi pada
dasarnya hakekat peta adalah :
- Peta adalah alat peraga.
- Melalui alat peraga itu, seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya kepada orang lain.
- Ide yang dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan kedudukannya dalam ruang. Ide tentang gambaran tinggi rendah permukaan bumi suatu daerah melahirkan peta topogafi, ide gambaran penyebaran penduduk (peta penduduk), penyebaran batuan (peta geologi),penyebaran jenis tanah (peta tanah atau soil map), penyebaran curah hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut kedudukannya dalam ruang.
- Dengan cara menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide dapat dengan cepat dan mudah memahami atau memperoleh gambaran dari yang disajikan itu melalui matanya.
1.1 Syarat peta
Setelah memahami benar-benar hakekat dari peta,
tidaklah sulit untuk kemudian menelaah apa yang sebenarnya diperlukan sebagai
syarat dari peta yang baik. Syarat peta yang baik mestinya :
- Peta tidak boleh membingungkan
- Peta harus dengan mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai peta.
- Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini berarti peta itu harus cukup teliti sesuai dengan tujuannya.
- Karena peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), maka tampilan peta hendaknya sedap dipandang (menarik, rapih dan bersih).
1.2 Usaha memenuhi persyaratan peta
Supaya peta tidak membingungkan, peta dilengkapi
dengan :
- Keterangan atau legenda;
- Sekala peta;
- Judul peta (apa isinya);
- Bagian dunia mana.
Supaya mudah dimengerti atau ditangkap maknanya,
digunakan :
- Tata warna;
- Simbol (terutama pada peta tematik);
- Proyeksi.
Sebuah peta harus teliti. Sehubungan dengan itu,
perlu diingatkan bahwa tingkat ketelitian harus disesuaikan dengan tujuan peta
dan jenis peta, serta kesanggupan sekala peta itu dalam menyatakan ketelitian.
Sebagai contoh :
- Jenis peta : Peta Penggunaan Tanah
- Tujuan peta : Memperlihatkan bentuk-bentuk pemanfaatan atau pengusahaan tanah oleh manusia.
- Sekala peta : 1:50.000
- Yang harus teliti : Jenis-jenis penggunaan tanah apa yang dapat digambarkan dengan sekala peta tersebut. Jenis penggunaan tanah sekala 1:50.000 tentunya harus lebih teliti atau rinci dari jenis penggunaan tanah sekala 1:250.000 misalnya.
2. PENYUSUNAN PETA
2.1. Data Geografis
Untuk menyampaikan ide melaui peta dari berbagai
hal kedudukannya dalam ruang muka bumi diamana objek (objek geografis) yang
akan disampaikan tersebut tentunya amatlah rumit. Penyederhanan objek geografis
dalam peta terdiri dari :
- Titik, bentuk titik ini misalnya sebuah menara, tugu dan sebagainya.
- Garis, misalnya sungai dan jalan.
- Luasan, misalnya bentuk-bentuk penggunaan tanah, danau dan sebagainya.
2.2. Proyeksi Peta
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha
mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar, dengan
persyaratan sebagai berikut ;
- Bentuk yang diubah itu harus tetap.
- Luas permukaan yang diubah harus tetap.
- Jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.
Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu
hal yang tidak mungkin. Untuk memenuhi satu syarat saja dari tiga syarat di
atas untuk seluruh bola dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa
dilakukan hanyalah satu saja dari syarat di atas untuk sebagian kecil permukaan
bumi.
Oleh karena itu, untuk dapat membuat rangka peta
yang meliputi wilayah yang lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat
di atas. Akibat dari kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Proyeksi berdasarkan bidang asal
- Bidang datar (zenithal)
- Kerucut (conical)
- Silinder/Tabung (cylindrical)
- Gubahan (arbitrarry)
Jenis proyeksi no.1 sampai no.3 merupakan proyeksi
murni, tetapi proyeksi yang dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita
jumpai sehari-hari tidak ada yang menggunakan proyeksi murni di atas, melainkan
merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh melaui perhitungan (proyeksi
gubahan).
Dalam kesempatan ini tidak akan dijelaskan
bagaimana perhitungan proyeksi tersebut di atas, akan tetapi cukup jenis
proyeksi apa yang biasa digunakan dalam menyediakan kerangka peta di seluruh
dunia.
Contoh proyeksi gubahan :
- Proyeksi Bonne sama luas
- Proyeksi Sinusoidal
- Proyeksi Lambert
- Proyeksi Mercator
- Proyeksi Mollweide
- Proyeksi Gall
- Proyeksi Polyeder
- Proyeksi Homolografik
Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?
1. Seluruh Dunia
- Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
- Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
- Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
- Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
2. Daerah Kutub
- Proyeksi Lambert
- Proyeksi Zenithal sama jarak
3. Daerah Belahan Bumi Selatan
- Sinusoidal
- Lambert
- Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh
dari Khatulistiwa
- Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.
- Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh
dari Khatulistiwa pilih Lambert atau Bonne.
2.3. Tata Warna dan Simbol
Agar peta dapat dengan mudah dimengerti oleh
pengguna peta, pemakaian tata warna dan simbol sangat membantu untuk mencapai
tujuan tersebut.
2.3.1. Tata warna
Penggunaan warna pada peta (dapat juga pola seperti
titik-titik atau jaring kotak-kotak dan sebagainya) ditujukan untuk tiga hal :
- Untuk membedakan
- Untuk menunjukan tingkatan kualitas maupun kuantitas (gradasi)
- Untuk keindahan
Dalam menyatakan perbedaan digunakan bermacam warna
atau pola. Misalnya laut warna biru, perkampungan warna hitam, sawah warna
kuning dan sebagainya.
Sedangkan untuk menunjukan adanya perbedaan tingkat
digunakan satu jenis warna atau pola. Misalnya untuk membedakan bersarnya curah
hujan digunakan warna hitam dimana warna semakin cerah menunjukan curah hujan
makin kecil dan sebaliknya warna semakin legam menunjukan curah hujan semakin
besar.
2.3.2. Simbol
Untuk menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tentunya
tidak bisa digambarkan seperti bentuk benda itu yang sebenarnya, melainkan
dipergunakan sebuah gambar pengganti atau simbol.
Bentuk simbol dapat bermacam-macam seperti; titik,
garis, batang, lingkaran, bola dan pola.
Simbol titik biasanya dipergunakan untuk menunjukan
tanda misalnya letak sebuah kota
dan menyatakan kuantitas misalnya satu titik sama dengan 100 orang, dam
sebagainya Simbol garis digunakan untuk menunjukan tanda seperti jalan, sungai,
rel KA dan lainnya. Garis juga digunakan untu menunjukan perbedaan tingkat
kualitas, yang dikalangan pemetaan dikenal dengan isolines.
Dengan demikian timbul istilah-istilah :
- Isohyet yaitu garis dengan jumlah curah hujan sama
- Isobar yaitu garis dengan tekanan udara sama
- Isogon yaitu garis dengan deklinasi magnet yang sama
- Isoterm yaitu garis dengan angka suhu sama
- Isopleth yaitu garis yang menunjukan angka kuantitas yang bersamaan.
Tujuan dari penggunaan peta isopleth (menunjukan
angka kuantitas sama) yaitu untuk memperlihatkan perbandingan nilai dari
sesuatu hal pada daerah yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga pengguna
peta akan tahu mana daerah dengan nilai besar dan mana daerah dengan nilai
kecil.
Untuk simbol batang, lingkaran dan bola biasanya
lebih banyak dipakai untuk nilai-nilai statistik yang ditunjukan dengan garfik
(batang, lingkaran dan bola).
3. KOMPONEN PETA
Setelah kita memahami konsep dasar dari penyusunan
peta tersebut di atas, menjadi semakin mudah untuk menyimak apa saja komponen
peta yang baik.
Komponen peta terdiri dari :
- Isi peta
Isi peta menunjukan isi dari makna
ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta.
Kalau ide yang disampaikan tentang
perbedaan curah hujan , isi peta tentunya berupa isohyet.
- Judul peta
Judul peta harus mencerminkan isi
peta. Isi peta berupa isohyet, tentu judul petanya menjadi "Peta
Distribusi Curah Hujan", dan sebagainya.
- Sekala peta dan Simbol Arah
Sekala sangat penting dicantumkan
untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah
belokan sungai akan tergambar jelas pada peta1:10.000 dibandingkan dengan pada
peta 1:50.000 misalnya. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan lebih rinci dan
detail pada sekala 1:10.000 dibandingkan peta sekala 1:50.000.
Simbol arah dicantumkan dengan
tujuan untuk orientasi peta. Arah utara lazimnya mengarah pada bagian atas
peta. Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta
nyaman dibaca dengan tidak membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga
penting sehingga si pemakai dapat dengan mudah mencocokan objek di peta dengan
objek sebenarnya di lapangan.
- Legenda atau Keterangan
Agar pembaca peta dapat dengan
mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam
legenda atau keterangan.
- Inzet dan Index peta
Peta yang dibaca harus diketahui
dari bagian bumi sebelah mana area yang dipetakan tersebut.
Inzet peta merupakan peta yang
diperbersar dari bagian belahan bumi. Sebagai contoh, kita mau memetakan pulau
Jawa, pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang diinzet.
Sedangkan index peta merupakan
sistem tata letak peta , dimana menunjukan letak peta yang bersangkutan
terhadap peta yang lain di sekitarnya.
- Grid
Dalam selembar peta sering
terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid system.
Tujuan grid adalah untuk
memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk
memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas lembar peta.
Cara pembuatan grid yaitu, wilayah
dunia yang agak luas, dibagi-bagi kedalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi
kode. Tiap kotak dengan kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih
terperinci lagi dan seterusnya.
Jenis grid pada peta-peta dasar
(peta topografi) di Indonesia
yaitu antara lain :
Kilometerruitering
(kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotak-kotak dengan
satuan kilometer.
Disamping itu ada juga grid yang
dibuat oleh tentara inggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American
Mapping System).
Untuk menyeragamkan sistem grid,
Amerika Serikat sedang berusaha membuat sistem grid yang seragam dengan sistem
UTM grid system dan UPS grid system (Universal Transverse Mercator dan Universal
Polar Stereographic Grid System).
- Nomor peta
Penomoran peta penting untuk
lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar peta terangkai dalam satu
bagian muka bumi.
- Sumber/Keterangan Riwayat Peta
Sumber ditekankan pada pemberian
identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan,sistem proyeksi peta,
penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal/tahun pengambilan data dan tanggal
pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat identitas
penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. KEMAJUAN DI BIDANG PEMETAAN
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang pemetaan mengalami kemajuan yang baik. Pengumpulan data-data
geografis secara manual diperkuat dengan teknologi seperti foto udara, foto
satelit, radar dan sebagainya. Begitu juga dalam penyusunan peta, kartografi
manual kini banyak dibantu dengan komputerisasi sehingga banyak dijumpai
peta-peta dijital. Dalam usaha menginformasikan peta, dari sekian banyak lembar
peta kemudian disusun dalam suatu sistem yang mampu menginformasikan peta yang
banyak tadi dalam waktu cepat melaui Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
tentunya dengan komputerisasi.
Perlu diingatkan bahwa, komputerisasi dalam bidang
pemetaan hanya merupakan alat bantu untuk mempercepat kerja penyusunan peta. Di
samping itu dengan komputerisasi juga dapat menghemat tempat dalam penyusunan
peta dengan jumlah lembaran yang besar, dibandingkan dengan penyusunan secara
konvensional.
Alat bantu dalam bidang pemetaan tentunya akan
terus berkembang sejalan dengan perkembangan iptek. Untuk itu, perhatikan
esensi peta dengan terus mengikuti perkembangan iptek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar